Viral! Janda Berpenghasilan 15 Juta Sebulan, Sedang Cari Suami, Pengangguran Tidak Masalah!

Siapa bilang janda harus mencari suami kaya? Buktinya, Imas, seorang janda asal Indonesia, justru mencari suami pengangguran. Tak tanggung-tanggung, dia bahkan rela memberikan mahar hanya Rp10 ribu.

2024-06-14 12:24:06 - Endro

Seorang janda bernama Imas mengaku tak masalah memiliki suami pengangguran, meskipun dirinya memiliki penghasilan Rp15 juta per bulan. Dalam pengakuannya, Imas menyatakan bahwa ia tak mempermasalahkan status pekerjaan suami dan bahkan bersedia menerima mahar hanya sebesar Rp10 ribu. Unggahan Imas mengenai pencariannya akan suami pengangguran ini dengan cepat menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang di media sosial.
Video tersebut telah mengundang lebih dari 16 ribu komentar dari netizen. Banyak yang terkejut dengan pendekatan tidak konvensional Imas, sementara beberapa lainnya menilai bahwa ia mungkin hanya mencari sensasi semata. Terlepas dari berbagai pendapat, tindakan Imas ini menunjukkan bahwa pandangan tradisional mengenai peran gender dalam pernikahan sedang berubah dan menjadi topik diskusi yang hangat di kalangan masyarakat.

Kisah seorang janda yang memiliki gaji bulanan sebesar Rp15 juta namun mencari suami pengangguran dan hanya meminta mahar sebesar Rp10 ribu telah menjadi sorotan di media sosial. Hal ini menimbulkan beragam opini dari masyarakat. Sebagian menganggap tindakan janda tersebut sebagai wujud toleransi dan kemauan untuk memberi kesempatan kepada mereka yang kurang beruntung dalam mencari pasangan hidup. Mereka melihatnya sebagai bentuk kebaikan hati yang patut diapresiasi, karena memberi peluang kepada seseorang yang mungkin sulit mendapatkan pasangan karena kondisi ekonomi.

Namun, ada juga pandangan lain yang mempertanyakan motivasi di balik tindakan tersebut. Beberapa netizen menganggap bahwa mencari suami pengangguran dengan mahar yang sangat rendah hanyalah mencari sensasi semata. Mereka merasa bahwa pernikahan seharusnya dibangun atas dasar cinta, kesetaraan, dan saling menghargai, bukan berdasarkan pada status sosial atau ekonomi. Mereka khawatir bahwa hubungan yang didasarkan pada pertimbangan semacam itu mungkin tidak stabil dan akan memunculkan konflik di masa depan.

Ada juga yang mempertanyakan nilai dari mahar yang begitu rendah, hanya Rp10 ribu, dalam konteks budaya dan tradisi pernikahan di Indonesia. Meskipun ada beragam praktik dan tradisi dalam menentukan mahar dalam pernikahan, jumlah yang sangat kecil seperti ini mungkin dianggap tidak mencerminkan seriusnya komitmen dalam pernikahan. Beberapa orang berpendapat bahwa mahar seharusnya memiliki nilai yang setara dengan upaya dan pengorbanan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam membangun hubungan tersebut.

Sementara itu, tindakan janda ini juga memicu diskusi lebih dalam mengenai peran gender dalam hubungan perkimpoian. Beberapa netizen menunjukkan bahwa dalam masyarakat patriarki, masih ada asumsi bahwa suami harus menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga, sementara istri hanya diharapkan untuk mengurus rumah tangga. Dengan mencari suami pengangguran, janda tersebut mungkin ingin menantang stereotip ini dan menunjukkan bahwa peran ekonomi tidak harus menjadi faktor penentu dalam hubungan pernikahan.

Secara keseluruhan, kisah janda yang mencari suami pengangguran dengan mahar yang sangat rendah memunculkan banyak pertanyaan dan refleksi tentang nilai, norma, dan ekspektasi dalam pernikahan. Sementara beberapa orang melihatnya sebagai tindakan kemurahan hati dan kesempatan kedua bagi mereka yang kurang beruntung, yang lain meragukan motivasi di balik tindakan tersebut dan mempertanyakan stabilitas hubungan yang mungkin terbentuk. Diskusi ini juga membuka ruang untuk mempertanyakan dan merespons kembali norma-norma sosial yang masih kuat dalam budaya kita mengenai peran gender dan ekonomi dalam perkimpoian.

Imassari (@imasratnasarie)

Postingan Lainnya