Perjalanan Dibalik Ponpes Al Azaytun

Sejak awal melihat Al Zaytun, saya sudah melihat keganjilan bangunan yang megah.

2023-08-03 02:16:51 - Gusti

Sejak awal melihat Al Zaytun, saya sudah melihat keganjilan bangunan megah dengan santri dan guru yg tegang wajahnya. Hanya Syaikh Panji Gumilang yang tersenyum. Para pejabat dan aparat datang lalu lalang memuji berdecak kagum.

Salah satu yang kagum adalah almarhum Adi Sasono, guru dan mentor saya, menteri koperasi zaman pak Habibie. Beliau memang pengagum karya murni anak negeri, ia kagum dengan presentasi Panji tentang metode pembiayaan Santri dengan menanam Sebatang pohon jati.

Kata Panji, Sebatang pohon jati bisa mengantarkan seorang anak bersekolah pada setiap jenjang. Sehingga beberapa pohon jati bisa mengantarkan seorang anak ber kuliah sampai Doktor di luar negeri. Entahlah apa yang terjadi dengan bukti Kemegahan bangunan yang ada banyak yang terpukau. 

Tapi saya berusaha menjelaskan ke beliau bahwa ada yang aneh di belakang bangunan megah dan aksi teatrikal Panji sejak awal. Almarhum tersadar kemudian setelah Panji diundang ke Jakarta untuk sebuah gerakan yang lebih kongkrit. Panji tidak mau berada di belakang ia harus memimpin, karena kata dia, dia tidak boleh dipimpin orang lain. 

Dugaan saya sampai sekarang, kalau bukan sebuah gerakan bawah tanah yang membiayai nya, pasti ada pembiayaan dari pihak intelijen yang kita tidak tahu intelijen yang mana. Tetapi dengan status dia tersangka sekarang maka pastilah Panji bukanlah produk intelejen lokal. 

Atau mungkin saja, dalam dunia intelijen, Ada agen ada properti atau barang barang intelijen yang dapat dimusnahkan setiap saat. Dan sekarang ini di banyak kalangan Islam, properti intelijen banyak sekali yang memiliki daya rusak kepada bangsa dan umat kita. Tapi jika mereka sudah habis masa waktu dipakai maka mereka seketika dapat dimusnahkan.

Kasus Panji dan Al-Zaytun harusnya menjadi pelajaran penting bagi bangsa kita dan umat Islam secara khusus. Agar ke depan kita tidak perlu terlalu Terprovokasi untuk menjadi sesuatu yang aneh atau sesuatu yang sepertinya tidak normal dan tidak wajar. 

Tetaplah menjadi umat pertengahan dan bangsa yang moderat, sehingga dengan cara itu kita menghindarkan diri dipakai oleh orang lain, oleh intelijen asing atau politisi yang sedang mencari untung dalam kegalauan bangsa dan umat kita. Bangsa kita jangan jadi korban pertarungan orang lain. Kita harus memimpin dan menang. 

Merdeka!

Postingan Lainnya